MENGGALI MAKNA MENDALAM DI BALIK TRADISI INGKUNGAN: 1 MUHARRAM

  • Jul 24, 2023
  • Webadmin Desa Semin, Nguntoronadi, Wonogiri

Malam 1 Muharram merupakan malam tahun baru Islam pada sistem penanggalan Hijriyah. Sedangkan pada penanggalan Jawa dikenal dengan sebutan malam 1 Suro. Malam 1 Suro umumnya diperingati pada malam hari setelah maghrib pada hari sebelum tanggal 1 Suro. Hal itu dikarenakan dalam kalender Jawa, pergantian hari dimulai saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam sebagaimana pergantian hari dalam kalender masehi.

Pada Selasa, 18 Juli 2023 jam 17.00 WIB sebelum maghrib telah diadakan tradisi Ingkungan yang bertempat di rumah pak RW Dusun Ngelo, Semin, Wonogiri. Dalam tradisi Ingkungan dihadiri oleh perwakilan kepala keluarga (umumnya dari kalangan laki-laki) dari tiap-tiap rumah dan dianjurkan membawa nasi uduk atau nasi kuning, serta Ingkung (ayam utuh yang sudah dimasak). Untuk di Desa Ngelo sendiri umumnya menggunakan nasi uduk, namun tidak ada sebab yang jelas untuk membawa nasi uduk atau nasi kuning, selain karena sudah menjadi kebiasaan dan tradisi yang umum di kalangan masyarakat.

Acara dimulai setelah semua warga datang dan berkumpul, kemudian diawali sambutan dari pak RT setempat dilanjutkan do’a bersama dan pembagian ingkung secara merata untuk dibawa pulang dan di makan bersama keluarga di rumah masing-masing.

Tradisi Ingkungan ini merupakan warisan dari Walisongo sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan, dan alam sekitar. Hal ini juga menjadi momen di mana masyarakat Desa Semin kembali merajut kebersamaan dan kekompakan mereka sebagai sebuah komunitas. Selain itu, tradisi Ingkungan menjadi simbol kearifan lokal yang harus dilestarikan agar tidak luntur ditelan arus modernisasi. Melalui tradisi ini, generasi muda diajarkan tentang nilai-nilai kebersamaan, rasa hormat terhadap budaya, dan pentingnya menjaga keseimbangan alam.

Tradisi Ingkungan bukan hanya dilakukan pada 1 Muharram saja, tetapi tradisi ini dilakukan juga pada hari besar Islam lainnya, seperti: acara Mauludan, Rasullan, dan Nuzulul Qur’an. Berdasarkan wawancara dengan salah satu warga Dusun Ngelo, beliau mengatakan bahwa tradisi Ingkungan ini sudah ada sejak dulu dan menjadi tradisi turun temurun sampai sekarang.

Semoga tradisi ini tetap terjaga dan terus berkembang agar mampu menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga dan menghargai akar budaya lokal.

Rolani dan Auliyaul (KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2023)