Dari Tradisi ke Panggung: Evolusi Reog Dewi Shinto Menjadi Kesenian Umum di Desa Semin

  • Aug 14, 2024
  • Webadmin Desa Semin, Nguntoronadi, Wonogiri
  • SENI DAN KEBUDAYAAN

Desa Semin merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa ini terletak di daerah perbukitan yang memiliki panorama alam yang indah. Selain pemandangannya yang indah, desa ini ternyata menyimpan kekayaan budaya yang hingga kini masih dilestarikan. Budaya tersebut diantaranya ialah Kesenian Reog. Perkembangan sanggar seni Reog desa Semin tepatnya berada di dusun Ngasem. Seni Reog Dewi Shinto merupakan bagian dari warisan budaya yang memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol identitas masyarakat Desa Semin. Artikel ini akan membahas sejarah dan perkembangan seni Reog Dewi Shinto.

Seni Reog Dewi Shinto merupakan salah satu pengembangan dari seni Reog yang berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan di Desa Semin. Reog adalah seni pertunjukan tradisional yang menggabungkan tari, musik, dan drama dengan elemen mistis dan magis. Reog Dewi Shinto merupakan salah satu variasi yang mengandung unsur lokal dan kearifan masyarakat setempat. Penamaan reog Dewi Shinto berasal dari wangsit yang diterima oleh mbah kerto melalui mimpi.

 “Perkembangan seni reog di desa semin berasal dari ide mbah saya almarhum mbah Kerto dan saya menjadi salah satu pemain dari reog ini. Pada waktu itu juga ada mbah Satu nomor yang memiliki jiwa seni sehingga reog digabungkan dengan seni. Dari sanalah reog digabungkan dengan seni musik dan seni tari” tutur Pak Untung sebagai cucu sekaligus pemain reog awal di dusun Ngasem.

Seni Reog Dewi Shinto di Desa Semin mulai berkembang pada awal abad ke-20 sekitar tahun 1970an. Kesenian ini berkembang tidak lepas dari pengaruh Reog Ponorogo dan juga seni lokal yang berkembang di desa Semin. Pengaruh budaya luar dan interaksi dengan komunitas lokal membawa variasi baru dalam seni Reog. Masyarakat Desa Semin mulai mengadaptasi elemen-elemen Reog dari Ponorogo dengan sentuhan lokal mereka, menciptakan bentuk seni yang unik dan khas.

“Pada awalnya reog merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk memohon hujan kepada yang kuasa. Namun seiring perkembangan waktu penampilan reog menjadi penampilan yang dinanti-nanti masyarakat” tutur pak Rusman yang merupakan ketua sanggar reog Dewi Shinto saat ini.

Berdasarkan wawancara dengan pak Rusman diperoleh informasi bahwa Reog Dewi Shinto menggabungkan berbagai elemen, termasuk tari-tarian, musik gamelan, dan kostum yang bervariasi. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan topeng besar dengan hiasan yang rumit, yang melambangkan berbagai karakter dalam cerita yang ditampilkan. Dalam pertunjukan Reog Dewi Shinto, seringkali terdapat unsur mistis.

Pertunjukan Reog Dewi Shinto biasanya diadakan dalam berbagai acara adat dan perayaan di Desa Semin. Acara-acara seperti perayaan panen, upacara adat, dan perayaan hari besar sering kali dimeriahkan dengan pertunjukan ini. Reog Dewi Shinto tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menjaga dan melestarikan tradisi budaya serta mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada generasi muda.

Salah satu upaya pelestarian seni Reog Dewi Shinto ialah melalui sanggar seni Reog yang diketuai oleh pak Rusman. Sanggar tersebut beranggotakan orang-orang yang peduli akan keberlangsungan Reog Dewi Shinto mulai dari anak-anaknya hingga orang tua. Dengan adanya sanggar tersebut Reog Dewi Shinto akan tetap lestari dan juga memiliki penerus sehingga pertunjukan seni ini tetap dapat disaksikan masyarakat. Hal ini juga berkontribusi pada identitas budaya desa yang kaya dan unik.

Seiring dengan perubahan zaman, seni Reog Dewi Shinto menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya minat generasi muda dan keterbatasan sumber daya untuk pemeliharaan dan pengembangan seni. Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk pelatihan bagi generasi muda, promosi seni lokal, dan dukungan dari pemerintah serta lembaga budaya.

Seni Reog Dewi Shinto di Desa Semin, Wonogiri, merupakan contoh nyata dari kekayaan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan lokal, seni ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan sosial masyarakat desa. Melalui upaya pelestarian dan pengembangan, Reog Dewi Shinto dapat terus menjadi bagian integral dari kehidupan budaya di Desa Semin, memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang untuk masa depan.

Rizha Angraini (KKN TIM II Universitas Diponegoro 2023/2024)